KRISIS LINGKUNGAN DI KALIMANTAN DALAM KARYA PUISI KALIMANTAN RINDUKU YANG ABADI

Authors

  • Derri Ris Riana Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan

DOI:

https://doi.org/10.47269/gb.v6i2.120

Keywords:

puisi, ekokritik, krisis lingkungan, Kalimantan Selatan

Abstract

Abstrak: Persoalan krisis lingkungan di Kalimantan menarik minat pesyair untuk menyuarakannya. Kalimantan Rinduku yang Abadi menyoroti persoalan krisis lingkungan di Kalimantan. Masalah penelitian adalah apa saja wujud krisis lingkungan dan peran modernisasi dalam mendorong krisis lingkungan di Kalimantan dalam kumpulan puisi Kalimantan Rinduku yang Abadi. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan wujud krisis lingkungan dan peran modernisasi dalam mendorong krisis lingkungan di Kalimantan dalam kumpulan puisi Kalimantan Rinduku yang Abadi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pustaka dan teknik catat. Teori ekokritik digunakan untuk menganalisis kedudukan manusia dan lingkungan. Data yang terkumpul diklasifikasikan dan dianalisis untuk menjawab masalah penelitian tentang krisis lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persoalan krisis lingkungan digambarkan dalam wujud: pencemaran sungai, kerusakan hutan, bencana alam, dan punahnya binatang khas Kalimantan. Krisis lingkungan tersebut didorong oleh adanya modernisasi yang mengeksploitasi alam secara berlebihan tanpa mempertimbangkan dampak ekologis.

Kata Kunci: puisi, ekokritik, krisis lingkungan, Kalimantan Selatan

 

Abstract: The issue of environmental crisis in Kalimantan has attracted poets to voice their criticisms. Kalimantan Rinduku yang Abadi focuses on the environmental crisis in Kalimantan. The problems are what are the types of environmental crisis and the role of modernization in driving the environmental crisis in Kalimantan Rinduku yang Abadi. The purposes are to describe the types of the environmental crisis and the role of modernization in driving the environmental crisis in Kalimantan in Kalimantan Rinduku yang Abadi. The data was collected using the library method and note taking technique. Ecocritic theory was used to analyze the position of humans and environment. The collected data were classified and analyzed to answer research problems related to environmental crisis. The results showed that the types of environmental crisis are river pollution, forest destruction, natural disasters, and the extinction of typical Kalimantan animals. The environmental crisis was driven by modernization which exploited nature excessively without considering the ecological impact.

Keywords: poetry, ecocritics, environmental crisis, South Kalimantan

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Derri Ris Riana, Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan

a researcher of interdiciplinary literature

References

Didipu, H. (2017). Representasi Kerusakan Alam di Kalimantan dalam Novel Anak Bakumpai Terakhir Karya Yuni Nurmalia (Perspektif Ekologi Sastra). Retrieved from https://repository.ung.ac.id/karyailmiah/show/1637/representasi-kerusakan-lingkungan-di-kalimantan-dalam-novel-anak-bakumpai-terakhir-karya-yuni-nurmalia-perpektif-ekologi-sastra.html

Endraswara, S. (2016a). Ekokritik Sastra. Yogyakarta: morfalingua.

Endraswara, S. (2016b). Metodologi Penelitian Ekologi Sastra: Konsep, Langkah, dan Penerapan. Yogyakarta: CAPS.

Garrad, G. (2004). Ecocriticism. London and New York: Routledge.

Glotfelty, C. dan H. F. (1996). Landmarks in Literary Ecology (Editors) (Athens dan). The University of Georgia Press.

Harsono, S. (2008). Ekokritik: Kritik Sastra Berwawasan Lingkungan. Kajian Sastra, 32(1). Retrieved from https://ejournal.undip.ac.id/index.php/kajiansastra/article/view/2702

Hidayat, Micky dan Arsi, A. S. (2015). Kumpulan Puisi Kalimantan Rinduku yang Abadi. Yogyakarta: Pustaka Senja.

Kaswadi. (2015). Paradigma Ekologi dalam Kajian Sastra. Paramasastra, 2(2). Retrieved from https://journal.unesa.ac.id/index.php/paramasastra/article/view/1507

Putri, Nina Queena Hadi, Afifah, Nisa Fitriyani, dan Rahman, H. (2019). Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Benuaq dalam Novel Api, Awan, Asap: Kajian Ekokritik Giiford. Satwika (Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial), 3(2).

Wijanarti, T. (2019). Masyarakat Dayak dan Alam: Sebuah Pembacaan Ekokritik Sastra terhadap Cerita Pendek “Menari di Puncak Beringin” Karya Budi Dayak Kurniawan. Undas, 15(2). Retrieved from https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/undas/article/view/1747

Downloads

Published

21-12-2020

Issue

Section

Articles